Selasa, 01 Juni 2010

Perayaan Waisak Di Candi Borobudur








Perayaan Waisak di Borobudur
MAGELANG -- Candi Borobudur menjadi tempat bersejarah peringatan detik-detik Waisak 2010 yang dilakukan bersama umat Buddha yang tergabung dalam Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Jumat 28 Mei.

Detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 06.07.03 WIB tersebut diperingati dengan meditasi oleh KASI di stupa puncak candi dan Walubi di sisi barat daya candi. Suasana khidmat benar-benar terasa di pagi tersebut.

Biksu dan umat Buddha dari KASI melakukan meditasi dipimpin Suhu Widya Sasana dan Biksu Kusala Phasa. Mereka naik ke candi itu dari pintu selatan, sejak pukul pukul 05.00 WIB. Kemudian pradaksina di tiga tingkatan candi, masing-masing tiga kali putaran searah jarum jam.

Saat prosesi tersebut, dibacakan doa, parita, sutra dan mantra dengan sesekali mereka membungkuk dan mencium tanah selama beberapa saat.
Tepat pukul 06.07.03 WIB, suasana terkesan makin hening, karena mereka bermeditasi selama sekitar lima menit.

Suhu Widya pada kesempatan itu menyampaikan doa untuk keselamatan Bangsa Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, KASI menyelenggarakan puja bhakti dan renungan di pelataran Candi Mendut, sejak Kamis malam hingga Jumat dini hari. Puja bakti dipimpin Pandita Dharmanandi Chandra dari Majelis Agama Budha Theravada Indonesia. Sedang renungan Waisak, dipimpin oleh Biksu Jotidhammo Mahathera.

Dalam renungannya, Jotidhamo Mahathera mengatakan bahwa Tri Hari Suci adalah memperingati saat kelahiran, pencapaian penerangan sempurna dan saat mangkat dari manusia biasa yang rela meninggalkan keduniawian demi harapan mengatasi penderitaan hidup yang didambakan semua makluk.

"Selama kurang lebih enam tahun lamanya, Beliau meninggalkan kenikmatan dunia termasuk rela meninggalkan istri dan anaknya, untuk mengelembana dan bertapa serta menderita senggara.

Semua itu dilakukannya, demi cintanya pada semua makluk agar terbebas dari penderitaan," terangnya, sambil meminta umat Budha untuk lebih menghayati keagungan Sang Budha dengan menjalankan 9 sifat luhur Nya.

Usai renungan, dilanjutkan meditasi dan pemercikan air berkah dari beberapa biksu perwakilan Sangha Mahayana, Agung dan Sangha Theravada. Siangnya sekitar pukul 13.00 WIB, dilakukan arak-arakan Puja Bhakti dari Candi Mendut melewati Candi Pawon hingga berakhir di Candi Borobudur.

Sesampai di pelataran timur Candi Borobudur, mereka kembali melakukan puja bakti dan meditasi diawali pembakaran dupa oleh pimpinan Bhikkhu dari 3 Sangha.

Sementara Bhikkhu Dhammhakaro Thera dalam pesan waisaknya menuturkan jika Waisak merupakan sejarah umat manusia. "Waisak merupakan kemenangan umat manusia saat Sidharta mencapai pencerahan dengan usahanya sendiri.

Karena itu, kita harus kembali menegakkan kebenaran yang selama ini sudah terkurung dalam kenikmatan duniawi. Kejujuran, ketulusan hati, keadilan dan kebijaksaan batin, harus disegarkan kembali," pintanya. (jpnn)

Tidak ada komentar: