Minggu, 13 Maret 2011

Kemanakah Bapak Komputer Era 80-an ?


Yusup Randy Adalah salah satu tokoh yang saya kagumi waktu itu.Beliau pendiri LPKIA dan orang-orang menyebutnya si Raja Komputer.Saat itu aku bersekolah di STMN9 Jakarta Utara.Pengen masuk jurusan komputer tapi gak ada.Makanya aku menggebu-gebu berminat besar mo masuk ke LPKIA.Tapi gak kesampaian.Kabar dan berita beliau lenyap di telan waktu.Bung Yusuf saya adalah salah satu pengagum anda.


Jusuf Randy (juga dikenal dengan nama Mang Ucup atau Nio Tjoe Siang; lahir di Kota Bandung, 19 Juli 1942; umur 68 tahun) adalah seorang penginjil berkewarganegaraan Jerman kelahiran Indonesia. Ia pindah ke Jerman pada usia 17 tahun dan menjadi warganegara sana. Namanya paling dikenal sebagai pendiri LPKIA, penyelenggara kursus ilmu komputer yang populer di Indonesia pada tahun 1980-an. Ia bahkan sempat disebut sebagai "Raja Komputer". Tahun 1989 ia terpaksa meninggalkan Indonesia untuk kembali ke Jerman karena diketahui mempunyai KTP 'aspal' dan paspor Indonesia (Indonesia tidak mengenal konsep dwikewarganegaraan)

YUSUF Randy terjerembap. Kini ia tidur di penjara Jerman. Ia tersandung oleh penipuan yang dilakukannya terhadap lima pengusaha komputer di sana. Atas kejahatannya itu, hakim landgericht (pengadilan negeri) di Moenchengladbach mengganjarnya tiga tahun penjara. Selasa pekan lalu, Si Tompel begitu ia dijuluki yang dihukum sejak Juni lalu, diboyong ke penjara Duisburg di Hamborn. Menetap di Jerman sejak tahun 1961, ia dikenal sebagai Robert Tjoe Siang Nio. Ia menikah dengan wanita sana, serta dikaruniai tiga anak. Pada tahun 1983, Yusuf kembali ke Indonesia. Di sini ia menikah lagi dengan cewek pribumi, dan memeluk Islam. Ia menetap di Jakarta, dan mendirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia-Amerika. Usahanya meluas ke berbagai kota di Jawa dan luar Jawa. Yusuf pun dijuluki Raja Komputer. Seiring dengan kehebatannya itu, ia juga dikenal jago ngibul. Misalnya, ia menyebut ayahnya sudah meninggal, padahal masih hidup. Mengaku lahir sebagai anak petani di Sumedang, ternyata ia anak pedagang, dan lahir di Bandung, September 1942. Belakangan rekan-rekan bisnisnya mencium ketidakberesan Yusuf. Tapi korban yang ditipunya hanya bisa menggerutu. Kemudian Yusuf tersandung perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia dituduh memalsukan kartu tanda penduduk (KTP), surat kenal lahir, paspor, surat tanda tamat belajar SD dan SMP. Seakan ia adalah warga negara Indonesia, padahal masih warga negara Jerman. Pada tahun 1989, ketika vonis belum dijatuhkan, Yusuf kabur ke luar negeri lewat Batam. Tak lama kemudian, orang ini membuat kejutan di arena pameran produksi Indonesia di World Trade Centre, Singapura, Agustus 1990. Setelah itu, ia kembali ke Jerman dan dikabarkan menipu lagi. Berbekal proyek fiktif dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang seolah-olah membutuhkan sejumlah komputer senilai US$ 100 juta, Yusuf bergerilya. Adalah perusahaan komputer Fa Victor Technologies GmbH, di Kota Langen, tidak jauh dari Frankfurt, yang terpikat pada proyek ini. Yusuf memang ahli meyakinkan orang. Maka, pada Oktober 1992, perusahaan itu merogoh koceknya DM 300.000 buat Yusuf. Dalih Yusuf, uang itu akan dipakai untuk dana taktis menggarap pihak importir di Indonesia. Sebagai mitra dagang di Indonesia, Yusuf menyebut PT Bandara Sarana Informatika di Jalan Hang Jebat IV Nomor 14, Jakarta. Kata Yusuf, sewaktu-waktu alamat ini bisa dihubungi. Begitu dikontak, ternyata alamat itu palsu. Sukses dengan tipuan pertama, Yusuf kembali beraksi. Ia mendekati perusahaan di Kota Moenchengladbach, seolah-olah Departemen P dan K membutuhkan komputer mind-machines. Untuk meyakinkan korbannya, ia menyodorkan hasil transaksinya dengan perusahaan di Kota Langen. Rupanya, korban kali ini tak bisa dikibulinya. Begitu dicek di kota itu, terkuaklah kebusukan Yusuf Randy alias Mr. Nio ini. Penyidikan pun dilakukan oleh polisi Jerman. Interpol Jerman juga mengontak ke Interpol Indonesia. ''Mereka minta bantuan mengenai identitas Yusuf Randy agar memudahkan pelacakan dan penangkapannya,'' kata Kolonel Rahardjo, wakil sekretaris Interpol Markas Besar Polri. Buronan ini diharapkan bisa diekstradisikan ke Indonesia, setelah Yusuf selesai menjalani hukumannya di Jerman. Walau perjanjian ekstradisi Indonesia-Jerman belum ada, ada kalanya undang-undang ekstradisi di suatu negara bersifat fleksibel. ''Interpol kita masih tetap memburu Yusuf Randy,'' kata Rahardjo. Menjelang Yusuf diadili, pihak staatsanwalt (jaksa penuntut) di Jerman menulis surat ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bonn. Menurut Willy Wikujakti, kepala bidang Imigrasi pada KBRI di Bonn, kurang lebih 14 pertanyaan yang diajukan jaksa itu. ''Kami menyatakan tidak pernah ada pesanan dari pemerintah RI melalui Yusuf Randy,'' kata Willy. Pada 27 Juli 1992, ketika sedang berunding dengan Perusahaan Brain Tech di Heidelberg, Yusuf ditangkap. Pelaku tindak kejahatan ini dijebloskan ke sel Moenchengladbach yang tergolong angker itu. Kejahatan Yusuf Randy tertuang dalam sembilan berkas. Menurut Jaksa Juergen Vitz, ada lima kasus penipuan Yusuf yang menyangkut lima perusahaan yang bergerak di bidang komputer. Pertama, pada perusahaan Niesmann und Bischoff GmbH di Kaerlich yang rugi DM 100.000. Lalu, Fa Victor dapat dibobolnya DM 300.000. Setelah itu, menyusul perusahaan Trend Tech dari Gamering (Muenchen) dan BSL. Secara akumulatif, uang yang digasak Yusuf mencapai DM 1 juta. Dua perusahaan lain yang tak sempat dibobolnya adalah Pronova di Hueckechoven dan Brain Tech di Heidelberg. Rencananya, keduanya akan ditipunya US$ 70.000. Yusuf mengaku hanya menilap DM 10.000 dari Niesmann und Bischoff GmbH, dan DM 20.000 dari Fa Victor. Itu pun, yang DM 25.000 telah dipakainya untuk membeli tiket pesawat. Total yang disikatnya hanya DM 100.000. Jadi, tidak DM 1 juta, seperti dituduhkan Jaksa. Tapi, menurut Vitz, ''Ada orang yang menerimanya.'' Orang yang disebutnya itu bernama Hartawan (bisa saja ini nama samaran), yang tinggal di Jakarta atau Bandung, yang berkait dengan bisnis Yusuf Randy. Bahkan, menurut Vitz lagi, korban kelicikan lelaki berambut klimis ini diduga masih ada, yaitu di Negeri Belanda. Widi Yarmanto, Taufik T. Alwie, dan Asbari N. Krisna (Bonn)



> > Mungkin ada diantara para pembaca merasa heran, kenapa Jusuf Randy
> > bisa terperangkap dipenjara sementara backingnya adalah orang2 top
> > superkuat di Indonesia, jawabnya adalah terbongkarnya kasus pemasukan
> > barang2 dan mesin2 pesanan pemerintah ke Indonesia yang kesemuanya
> > bekas dari Jerman namun dinyatakan sebagai barang baru.  Kasus ini
> > tergolong korupsi, apalagi menyangkut Sudomo, Tutut dan Habibie. 
> > Banyak tudingan yang mengarah otaknya adalah ketiga orang ini dan
> > Jusuf Randi hanyalah wayangnya saja.  Itulah sebabnya, untuk bisa
> > menggusur ketiga orang kuat ini, maka sengaja kesalahan2 Jusuf Randy
> > di ekspose besar2an agar bisa dijadikan saksi yang buka mulut
> > menyebutkan atau melibatkan ketiga orang ini.
> > 
> > Demikianlah saya berpendapat ketiga pejabat atas inilah yang kemudian
> > mengusahakan keluarnya Jusuf Randy untuk jadi tahanan luar agar bisa
> > dibunuh diluar agar urusannya tidak lagi dibicarakan sehingga perkara
> > korupsi ini tertutup rapat.  Membunuh saksi bukan hal yang baru di
> > Indonesia.  Demikianlah, anggapan saya waktu itu Jusuf Randy yang
> > dikabarkan melarikan diri ke Singapore hanyalah issue yang sengaja
> > disebarkan ketiga orang kuat ini untuk mengecoh masyarakat karena
> > Jusuf Randy kemungkinan besar sudah mati tanpa kuburannya.  Namun kalo
> > ada orang dimilist yang mengaku dirinya sebagai Jusuf Randy, tentu
> > saja sangat meragukan, apalagi ceritanya mengenai dirinya banyak
> > sekali yang tidak cocok dengan apa yang disebarkan oleh koran2 yang
> > berasal dari bekas teman2nya di Jerman.  Namun saya sendiri tidak
> > mengesampingkan kalo dia berhasil menyelamatkan dirinya dan memahami
> > dirinya dalam bahaya karena bekas backingnya berusaha memang membunuh
> > dirinya untuk tentunya menyelamatkan diri sendiri.
> > 
> > Jusuf Randy bukanlah seorang yang cerdas, dia jualan tempe kepada
> > orang2 Indonesia yang sedang belajar di Jerman, sehingga tidak aneh
> > kalo dia banyak berkenalan dengan orang2 Indonesia yang akhirnya jadi
> > pejabat2 tinggi seperti Habibie.  Atas bantuan Habibie dan banyak
> > rekan2nya bekas mahasiswa Jerman itulah akhirnya Jusuf Randy berhasil
> > masuk ke Indonesia dengan memalsukan berbagai surat2.
> > 
> > Karena melihat kesederhanaan Jusuf Randy inilah kemungkinan besar
> > Habibie dan banyak rekan2nya di Cendekiawan Muslim menganggapnya tepat
> > orang ini untuk dijadikan kambing hitam.  Akhirnya Jusuf Randy di make
> > up sebagai ahli komputer yang bermodal mendirikan yayasan LPKIA yang
> > biayanya tidak seberapa.  Demikianlah semua barang2 rongsokan akhirnya
> > masuk sebagai pesanan pemerintah, tentu keuntungannya semua diraup
> > oleh ketiga orang kuat ini yaitu Habibie, Sudomo, maupun Tutut.
> > 
> > Contohnya saja, Tutut memasukkan komputer bekas bobrok ke PolRi untuk
> > memproses STNK dan SIM.  Habibie memasukkan mesin2 fotocopy warna
> > maupun berbagai mesin lainnya yang kesemuanya bekas tapi dinyatakan
> > baru dengan harga berlipat kali.  Sudomo tidak ketinggalan juga
> > memasukkan komputer untuk DKI Jaya yang memproses KTP.  Semua nya
> > dimasukkan melalui LPKIA dimana Jusuf Randy sebagai koordinator
> > penanggung jawabnya.  Entah, apakah Jusuf Randy sendiri tahu kalo
> > semuanya itu mesin2 bekas, mungkin dia juga tahu tetapi tutup mulut
> > karena kebagian juga duitnya.  Yang penting, sebelum Jusuf Randy
> > banyak buka mulut, dia harus dihilangkan dari muka bumi Indonesia. 
> > Entah apakah dia dibunuh ataupun melarikan diri, tak ada yang bisa
> > mengkonfirmasinya, bahkan isteri2nya juga tidak berani memastikannya.
> >  Sehingga bukanlah hal yang tidak mungkin orang yang mengaku sebagai
> > Jusuf Randy yang banyak menulis di millist hanyalah orang2 kelompok
> > yang ingin memberi kesan bahwa Jusuf Randy masih hidup.
> > 
> > Namun saya tidak mengesampingkan bahwa Jusuf Randy tidak dibunuh
> > dengan pertimbangan dia adalah warganegara Jerman sehingga kalo sampai
> > dia terbunuh, maka hubungan Indonesia-Jerman bisa terpengaruh dimana
> > hal ini akan menyangkut posisi Habibie di Jerman sendiri.  Karena yang
> > menjadi warganegara Jerman bukanlah hanya Jusuf Randy, tetapi juga
> > Habibie.  Apalagi di Jerman juga Habibie tersangkut penipuan yang
> > melibatkan seorang petinggi Jerman sehingga posisi Habibie memang
> > sangat rentan untuk cari gara2 dengan pemerintah Jerman.  Hal inilah
> > yang kemungkinan besar bisa menyelamatkan Jusuf Randy dari pembunuhan
> > rahasia yang biasa dilakukan penguasa waktu itu hingga saat kini
> > seperti yang dialami Munir.
> > 
> > Terbongkarnya permainan Jusuf Randy dimulai dari dirinya dikuntit oleh
> > seorang petugas kelurahan yang sakit hati karena merasa jasanya
> > membuatkan KTP palsu itu tidak dibayar sebagaimana telah dijanjikan
> > oleh Jusuf Randy.  Dari hal ini bisa kita gambarkan bahwa Jusuf Randy
> > yang katanya pendiri LPKIA ternyata tak punya banyak uang, dan uang di
> > LPKIA kemungkinan besar tidak masuk kekantongnya melainkan kepada
> > ketiga otak yang menjadi backingnya.  Berbagai yayasan yang didirikan
> > Yusuf Randy juga sama, hanyalah kamuflase dan sama sekali bukan
> > miliknya melainkan milik keluarga cendana untuk mengalirkan uang
> > korupsi yang disumbangkan keberbagai yayasan yang kemudian baru
> > ditransfer ke bank account di luar negeri atas nama pribadi.
> > 
> > Setelah dikuntit, sipetugas kelurahan keheranan, Jusuf Randy yang
> > di-koran2 terkenal sebagai seorang muslim yang saleh, ternyata di hari
> > minggu dia secara sembunyi2 beribadah di Gereja.  Karena penasaran,
> > maka si petugas ikut masuk ke Gereja dan menyelidiki apa yang
> > dikerjakan didalam gereja.  Si petugas sangat terkejut, ternyata Jusuf
> > Randy adalah seorang umat Gereja yang banyak sekali menyumbang kepada
> > Gereja ini.  Namun di hari Jum'at, Jusuf secara demostratif melakukan
> > shalat Jum'at dengan banyak sekali rekan2nya dari Cendekiawan Muslim.
> > 
> > Demikianlah, si petugas kelurahan melaporkannya kepada polisi semua
> > yang disaksikannya, dan petugas polisi melakukan penyidikan diam2
> > karena menyangkut orang2 penting dibelakang Jusuf Randy.  Setelah
> > semuanya jelas, bahwa Jusuf Randy adalah keturunan Cina yang melakukan
> > pemalsuan KTP dan Pasport, maka pihak kepolisian pertama adalah
> > menangkap lurah yang mengeluarkan KTP maupun beberapa orang immigrasi
> > yang terlibat.  Dari hal inilah perkaranya kemudian dikembangkan
> > hingga masuknya mesin2 bekas yang dibeli dengan harga baru oleh
> > pemerintah dimana Jusuf Randy akhirnya dijadikan tertuduh penipu,
> > penyelundup, dan koruptor.  Tujuannya jelas, mau mengarahkan
> > permasalahannya kepada ketiga backingnya yaitu Sudomo, Tutut, maupun
> > Habibie.  Namun semuanya diselesaikan dengan hilangnya Jusuf Randy
> > secara ajaib, dan Sudomo, Tutut, maupun Habibie terbebas dari tuduhan,
> > se-olah2 kesemuanya merupakan tanggung jawab Jusuf Randy seorang diri.
> > 
> > Ini hanyalah contoh bagaimana penipuan kelas rendah yang menyangkut
> > harga2 atau nilai2 uang yang tinggi yang dilakukan oleh keluarga
> > pejabat yang paling tinggi.  Ini cuma sebagian kecil dari korupsi yang
> > sekian besar yang melibatkan Habibie dan keluarga Cendana.  Dengan
> > selesainya kasus Jusuf Randy, maka LPKIA tidak lagi dibutuhkan,
> > Habibie dkk merambah lagi uang negara dengan cara2 yang lain termasuk
> > pabrik pesawat yang produknya semuanya bisa terbang untuk jatuh
> > mendadak hancur.  Tak satupun produksinya yang berhasil dijual
> > meskipun ada yang berhasil ditukar dengan beras ketan di Thailand.
> > 
> > Kesimpulannya, Jusuf Randy disesali kebodohannya oleh Habibie dkk
> > karena tidak mampu mengorbankan kepercayaannya.  Manusia ini hidup
> > penuh dengan diselimuti kepercayaan Kristen agamanya sendiri, namun
> > dia juga ingin hidup kaya raya dengan ber-pura2 beragama Islam.  Dan
> > umat Islam di Indonesia sangat bangga memiliki seorang genius
> > Internasional yang beragama Islam, kebanggaan umat Islam inilah yang
> > sebelumnya bisa menyelamatkan permainan sandiwara Jusuf Randy.  Umat
> > Islam kehilangan icon kebanggaannya, karena yang dibanggakan sebagai
> > seorang Genius beragama Islam sesungguhnya orang Kristen yang dipaksa
> > dipoles oleh Habibie dkk menjadi se-olah2 umat Islam agar segala
> > permainan mengeruk uang negara bisa telaksana mulus.
> > 
> > Kasus Jusuf Randy mau dipandang dari sudut manapun tak bisa terlepas
> > dari kenyataan bahwa melibatkan agama kedalam urusan negara menjadi
> > penyebab utama kebobolan negara yang dilakukan pejabat2nya.  Jusuf
> > Randy yang tidak pernah belajar Komputer bisa menjadi Raja Komputer di
> > Indonesia, dan hal ini hanya mungkin atas berkat Allah dan Islam. 
> > Sebuah kebanggaan umat Islam yang memalukan yang berakhir dengan
> > kebencian dan dendam sehingga keselamatan Jusuf Randy menjadi
> taruhannya.
> > 
> > SiRaja Komputer yang genius kebanggaan umat Islam di Indonesia
> > sekarang menjadi pengabar Injil diantara orang2 Indonesia di Jerman. 
> > Pengalamannya patut dibanggakan meskipun memalukan umat Islam.  Bukan
> > tidak mungkin semua yang dikabarkan genius yang beragama Islam di
> > Indonesia ternyata beragama Kristen seperti Jusuf Randy.  Karena
> > kenyataannya, seorang yang diracuni dogma Islam tidak pernah bisa jadi
> > genius karena dogma Islam pada hakekatnya merusak kemampuan otak untuk
> > berlogika.
 
Dari Berbagai Sumber 

Tidak ada komentar: