Senin, 31 Mei 2010

Militer Israel Sergap Misi Bantuan Ke Gaza

JERUSALEM  - Pasukan komando Israel menyerbu enam kapal pengangkut ratusan aktifis pro-Palestina yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Senin (31/5). Associated Press melaporkan, aksi brutal tentara Israel itu menewaskan setidaknya 10 aktifis dan melukai puluhan lainnya. yang ikut dalam misi Freedom Flotilla untuk mencabut blokade terhadap Gaza.

Tentara Israel sempat menghadapi perlawanan yang tidak diduga sebelum ketika hendak menaiki kapal pengangkut aktifis. Aksi militer itu dilakukan Israel di perairan internasional lepas pantai Gaza. Seorang wartawan di salah satu kapal yang ditembaki Israel mengungkapkan, tentara Israel menyatakan bahwa mereka hanya menembak setelah diserang oleh para aktifis dengan tiongkat dan  pisau. Saat ini pasukan keamanan Israel tengah bersiaga di seluruh negeri.

Para aktifis menuju Gaza dalam misi untuk menarik perhatian atas tiga tahun blokade pantai Gaza oleh Israel. Negeri Yahudi itu melakukan blokade setelah Hamas menjadi penguasa Palestina.

Terang saja aksi Israel itu membuat aktifis marah. “Ini menjijikkan, mereka merangsek ke kapal dan menyerang warga sipil. Kami adalah warga sipil,” ujar Greta Berlin, juru bicara gerakan Free Gaza yang mengorganisasi aksi kemanusiaan ke Gaza.

Berbicara dari Pulau Mediterranian di Cyprus timur, Greta mengaku kehilangan kontak dengan kapal sejak pukul 3.30 dini hari tadi. Gerakan Free Gaza merupakan kelompok aktifis internasional pro-Palestina yang menganggap blokade atas Gaza sejak tiga tahun lalu setelah Hamas memenangi Pemilu Palestina, merupakan bentuk ketidakadilan sekaligus melawan hukum internasional.

Menurut aktifis pro Palestina dari Yunani, pasukan Komando Angkatan Laut Israel melakukan penggerebekan ketika kapal-kapal aktifis berada di perairan internasional. Penyergapan dilakukan setelah kapal-kapal diperintahkan berhenti sekitar 80 mil dari pantai Gaza.

Sebuah situs berita Turki memperlihatkan gambar video yang menunjukkan hiruk-pikuk di salah satu kapal. Terlihat, para aktifis yang mengenakan jaket penyelamat warna oranye berlarian, sementara beberapa aktifis lainnya mencoba membantu seorang rekannya yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri. Video itu juga memperlihatkan helikopter Israel terbang rendah di atas kapal perang Angkatan Laut Israel.

Israel telah mendeklarasikan sikapnya untuk tidak mengizinkan kapal asing mencapai Gaza. Sebagai gantinya, Israel menawarkan untuk memindahkan bantuan ke Gaza melalui pelabuhan milik Israel.

Aksi Israel itu juga dikutuk ribuan warga Turki. Sekitar 10 ribu warga Turki bergerak dari Konsulat Israel di Istambul, menuju pusat kota sambil meneriakkan slogan mencela Israel.(ara/jpnn)

Minggu, 30 Mei 2010

Ular Kalimantan sepanjang 33 Meter

Foto seekor ular jenis Piton (Phyton reticulatus) dalam kondisi mati dan diangkat menggunakan ekskavator, membuat heboh pengguna Facebook dan menjadi pembicaraan di milis-milis pekerja di Kalimantan Timur. Hanya saja, belum bisa dipastikan kebenaran kabar ini.

Menurut pengakuan seorang yang mem-posting foto ular raksasa ini di Facebook, foto ini dia dapatkan dari seorang rekannya yang bekerja di perusahaan kontraktor tambang.

"Lokasinya di Tanah Hulu, dekat Kotabangun, Kutai Kartanegara. Foto ini sudah menyebar di milis karyawan perusahaan penyewaan alat berat itu. Saya hanya diberitahu seperti itu. Soal benar atau tidaknya, saya juga tak bisa memastikan," ujar Mardiono, warga Balikpapan yang mem-posting foto ular piton raksasa ini.
  
Hutan pedalaman Kalimantan ditengarai masih dihuni ular raksasa yang panjang panjangnya bisa mencapai belasan meter. Phyton hidupnya tersebar dari Afrika sampai ke Asia Tenggara. Dari semua jenis piton, yang terpanjang adalah Phyton reticulatus yang ditemukan di semenanjung asia tenggara sampai ke Sulawesi.

Ular jenis reticulatus ini dikenal sebagai sanca kembang, sanca batik, atau ular sawah.  Panjangnya bisa mencapai belasan meter. Phyton burma dan Phyton bola (Ball Phyton) ukurannya tidak sepanjang reticulatus yang banyak terdapat di hutan alam Indonesia.

Sumber: Tribunnews.com

Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya anaconda di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di Sungai Baleh Borneo memercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu.

Nah, pertanyaannya, bila foto itu asli, apakah ular yang terlihat itu sejenis python atau anaconda? Hingga kini memang belum ditemukan adanya anaconda di Kalimantan, kecuali dalam film Anaconda: The Hunt For The Blood Orchid yang laris itu.

Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazone. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang baru ditemukan adalah 50 kaki, namun para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992. Dalam keluarga anaconda, menurut situs lingkungan Mongabay, yang terbesar adalah anaconda hijau (Eunectes murinus). Panjangnya mencapai 43 meter.

Python Asia adalah ular terpanjang kedua. Ilmuwan menyebutnya Asiatic Reticulated Python (Python reticulatus). Python terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki, dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang python bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter.

Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara python lebih gemuk dan hanya suka kelembapan, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara python menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.

Awal Februari, para ilmuwan menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam. (yan/berbagai sumber)
Sumber : Tribun Batam







Korut Vs Korsel


SEOUL--MI: Korea Utara (Korut) menolak mentah-mentah bukti yang menunjukkan negara itu mentorpedo kapal perang Korea Selatan sehingga menewaskan 46 orang, dan mengatakan Pyongyang tidak memiliki kapal selam kecil yang dituduh digunakan untuk menyerang korvet Cheonan Maret lalu.

Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korea Utara, yang memiliki kekuasaan besar dan dipimpin oleh pemimpin Kim Jong-Il, mengadakan konferensi pers yang jarang dilakukan Jumat (28/5), dan membantah keterlibatan Pyongyang, menurut media resmi Korea Utara.

Mayjen Pak Rim Su, direktur bagian kebijakan NDC, mengatakan Korea Utara tidak memiliki kapal selam "kelas-Salmon" dengan bobot 130 ton, yang menurut Korea Selatan telah mentorpedo korvet Cheonan, 1.200 ton di perbatasan kedua negara, Laut Kuning.

"Kami tak punya kapal selam sejenis kelas-Salmon 130 ton," kata Pak seperti dikutip oleh TV Chungang, saat berbicara dengan para wartawan. Investigasi multinasional yang dipimpin Seoul awal bulan ini menyimpulkan bahwa tenggelamnya kapal itu pada 26 Maret disebabkan oleh serangan torpedo Korea Utara.

Para penyelidik Korea Selatan mengatakan kapal selam kecil kelas-Salmon telah menerobos ke dalam perairan Korea Selatan melalui perairan internasional. Namun Pak mengatakan, "Tak mungkin dipandang dari segi militer bahwa kapal selam berbobot 130 ton membawa torpedo seberat 1,7 ton menyusuri laut terbuka memasuki perairan Korea Selatan, menenggelamkan kapal dan kembali ke tanah air."

Dia juga membantah tuduhan Seoul bahwa kepingan yang diambil dari torpedo dirancang khusus yang ditampilkan di brosur Korea Utara, yang diduga dikirimkan kepada pembeli potensial yang tak disebutkan identitasnya dari torpedo Korea Utara. "Siapa di dunia ini yang menyerahkan rancang-bangun torpedo pada saat penjualannya," katanya.

Kolonel senior Ri Son Gwon mengesampingkan nomor seri tulisan tanga pada kepingan torpedo, yang terbaca 1 beon atau nomor satu adalah palsu. Korea Selatan mengatakan nomor seri tulisan tangan dalam bahasa Korea itu adalah bukti kuat keterlibatan Pyongyang dalam tenggelamnya kapal tersebut.

"Ketika kami mengambil nomor seri pada senjata-senjata itu, kami mengukirnya dengan mesin," kata Ri. "Kami gunakan 'bun' hanya untuk para pemain sepak bola atau bola basket," ia menjelaskan.

Ri mengecam insiden itu sebagai bikinan "panglima angkatan bersenjata negara boneka dan bos militernya". Pak mengatakan tim investigasi multinasional yang dipimpin Seoul tidak dalam posisi untuk melakukan pemeriksaan obyektif, dan menyerang Seoul berkaitan dengan penolakan tuntutan Pyongyang bahwa pihaknya akan memberangkatkan tim investigasi mereka. (Ant/OL-03)
Sent from my BlackBerry® powered by
Bookmark and Share  

Jumat, 21 Mei 2010

Ulama & Kebangkitan

PERAN ULAMA UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA

By wongalus Ini ide kecil saya tentang apa yang bisa diperankan oleh ulama bangsa kita agar Indonesia bisa bangkit dari krisis multidimensi yang mendera bangsa kita. Lebih kurangnya saya mohon maaf.

Saya ingin memulai uraian saya ini dengan sebuah ilustrasi sederhana… seorang ayah ditanya oleh anaknya tentang “dimana Tuhan itu berada?” Sang Ayah sadar bahwa pertanyaan itu tidak mungkin dijawab dengan pernyataan: “Tuhan itu ada di langit atau ada di surga, sebab keberadaan-Nya mengatasi ruang dan waktu.” Lalu ayah yang bijaksana ini menyuruh anak untuk mengambil sehelai kertas dan sebuah pensil, dan memintanya untuk menggambar sebuah rumah. Setelah selesai, sang ayah bertanya “Sekarang, kamu di mana?”
Si anak kemudian menggambarkan dirinya di kertas itu sambil berkata, “Ini pak, saya duduk di depan rumah sedang belajar naik sepeda.” Ayah lalu memberi komentar sambil bertanya: “Wah bagus benar gambarmu, tapi itu kan gambar kamu, dan bukan kamu yang sesungguhnya?. Kamu tidak mungkin tertampung dalam selembar kertas.
Secara analogis, sang ayah lalu menutup dialog dengan si anak dengan suatu pernyataan: “Allah itu Maha Besar, seluruh alam termasuk manusia itu adalah ciptaan-Nya, sehingga tidak mungkin menampung Dia.” Bahkan semua ini “digenggam dalam tangan-Nya”, atau seperti titik yang jumlahnya tidak terhingga pada suatu garis.
Ilustrasi ini bisa jadi bahan perenungan yang menarik sehingga sangat arif dan wajar bila dengan bertambahnya usia, kita akan mampu menjelaskan hal-hal kecil, termasuk soal-soal ketuhanan dengan pemikiran yang holistik, menyeluruh, tidak parsial atau tidak sepotong-sepotong. Sehingga kita semua akan mendapat hidayah, petunjuk dari Allah SWT karena kita gigih untuk terus mengoreksi diri terhadap pendapat, gagasan, ide, termasuk keyakinan kita. Karena bisa jadi pendapat yang kita yakini itu salah dan justeru menjadi illah-illah (Tuhan) baru. Padahal, Tuhan sudah berfirman: La illaha illallah, tiada illah selain Allah!
Dengan bahasa sederhana., Dzat Tuhan itu berbeda dengan apa yang kita persepsikan, kita anggap, kita pikirkan. Kita semua hanya bisa memikirkan apa yang menjadi ciptaan-Nya, karya-Nya, jejak-Nya yang sangat jelas di depan mata ini. Ini semua adalah karya Allah SWT, termasuk tubuh, detak jantung, nafas, dan pikiran kita saat ini, detik ini. Semuanya ini karya Allah yang Maha Menciptakan… Allahu Akbar!!!
Pola pikir menyeluruh atau holistik ini akan kita pergunakan untuk menyoroti peran ulama dan umaro dalam pembangunan. Saya menganggap pola pikir yang demikian ini sangat penting agar kita tidak terjebak dalam kesempitan pandangan, sedemikian mudahnya kita menyalahkan atau mengkafirkan pihak yang satu untuk membenarkan pihak yang lain. Mencap pihak yang lain sebagai pihak yang sesat dan seterusnya. Padahal, jangan-jangan diri kita yang sesat? Sebab hanya Allah SWT yang memiliki kebenaran mutlak dan bebas dari kesalahan. Yang lain berkadar kebenaran relatif saja.
Penyangga Bumi
Ulama adalah songgo buwono, penyangga bumi, atau penentu maju tidaknya peradaban justeru karena dia dekat dengan Allah SWT. Peradaban yang semakin maju, modern, dan sekaligus sekuler memunculkan berbagai dampak yang tiada disangka-sangka. Salah satu yang paling esensial adalah penjungkirbalikan tata nilai. Nilai holistik kemanusiaan ketuhanan yang sebelumnya ‘wungkul’ di masa Rasulullah, Muhammad SAW, menjadi tercerai berai sehingga dengan mudah kita memisahkan urusan dunia dan urusan akhirat, urusan negara terpisah dengan urusan agama, termasuk urusan ulama dan urusan umaro (pemimpin negara/daerah/kawasan). Pada titik ini, peran agama terreduksi menjadi hanya mengurusi urusan akhirat saja.
Kapan berbagai urusan ini terpisah? Dalam Babad Tanah Jawa, yang terpengaruh dengan sinkretisme Hindu-Budha-Islam sudah dikenal berbagai kasta yang memisahkan antara golongan brahmana dan ksatria. Kehadiran sembilan wali di tanah Jawa, pada akhirnya harus berhadapan secara diametral dengan golongan penguasa di kerajaan-kerajaan. Pada jaman itu, ulama memiliki peran sebagai tempat bertanya, tempat mereguk ilmu-ilmu akhirat sekaligus sebagai tempat para calon raja mendapatkan restu yang nantinya bisa diangkat sebagai raja.
Raja (Umaro) mengatur urusan dunia, dan wali (ulama) memiliki urusan akhirat. Yang perlu dicatat bahwa pada masa wali songo ini, peran raja subordinat dengan para wali. Sedemikian hingga untuk urusan tertentu seperti suksesi kekuasaan, para keturunan raja ini harus meminta petunjuk dari para wali, untuk seterusnya oleh para wali diteruskan dengan berdoa kepada Allah SWT untuk meminta wangsit, petunjuk dan hidayah siapa yang cocok menjadi pemimpin.
Kini, semuanya berubah. Terpaan budaya global telah meluluhlantakkan budaya asli Jawa, budaya sukuisme, budaya kita sampai ke yang paling privat di rumah kita. Pada skala massif, peradaban juga berubah, tata nilai berubah, penghayatan kita pada ajaran agama juga berubah, kerajaan berubah menjadi negara dengan kehendaknya yang supersekuler. Kemana arah perubahan itu?
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa perubahan itu mengarah pada kerusakan. Hukum ini tidak hanya berlaku pada benda, tetapi juga pada aras moral, peradaban kebudayaan. Ini juga sesuai dengan ajaran agama kita bahwa pada saatnya nanti pergelaran alam semesta ini akan digulung, itulah hari akhir. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya as-Sa‘ah (Hari Kiamat) itu pasti akan datang. (Q.s. al-Hijr: 85).
Berbagai perubahan di atas mengharuskan kita untuk beranggapan bahwa suka tidak suka kita juga dituntut untuk merevolusi paradigma kita terhadap fakta, faktor, peran dan fungsi ulama dan umaro. Sehingga masing-masing individu apapun dia berperan akan mampu memposisikan diri sebagai hamba Allah SWT yang ikhlas.
Pikir Dzikir
Setiap kita adalah pemimpin. Ya bagi diri sendiri, bagi keluarga, bahkan juga bagi dua, tiga, empat orang dan seterusnya. Hingga atas karunia Allah SWT, kita diamanati untuk menjadi pemimpin bagi umat atau pemimpin bagi sebuah wilayah. Sehingga sangat wajar bila harus mengemban amanah itu untuk memayu hayuning bawono, melukis kanvas kehidupan ini dengan indah sesuai dengan peran kita apakah itu sebagai ulama atau umaro.
Kita hidup di alam yang semua serba terspesialisasi, terstruktur secara jelas dan tegas. “Jangan coba-coba masuk bidang lain bila tidak ingin dicap sebagai orang yang tidak profesional” begitu kira-kira pesan jaman postmodern ini. Seorang negarawan atau politikus tidak selayaknya memimpin sebuah lembaga peradilan, karena melanggar prinsip trias politika. Seorang insinyur sipil tidak selayaknya menjadi pilot pesawat terbang karena hampir pasti pesawatnya akan jatuh.
Seterusnya hingga berlanjut pada pernyataan bahwa janganlah seorang ulama masuk ke medan politik dengan mengajak umat untuk mencoblos A,B, atau C karena memang itu bukan bidangnya. Biarlah urusan politik menjadi urusan politikus saja. Jangan takut kehilangan peran karena kaum ulama memiliki peran besar sebagai kekuatan penyangga moral-spiritual bangsa ini. Tugasnya adalah meneruskan risalah kenabian yang pembuktiannya akan nampak dalam perilakunya yang bisa diteladani (segi individual) dan kemanfaatannya untuk membangun moral spiritual masyarakat dan peradaban secara riil.
Bukankah ini tugas yang berat namun mulia yang diemban tidak hanya oleh kalangan ulama?? Marilah kita mulai dari sekarang, di sini, di tempat yang mulia ini kita berubah untuk kembali berbenah dan ndandani bangsa dan negara ini. Saya ingat ucapan Nurcholis Madjid yang mengatakan bahwa kita memulai perubahan menuju kebaikan bisa datang dari mana saja, dari titik mana saja, dari sudut dan bidang apa saja.
Dari legenda pada masa awal penataan kehidupan Islami di Jawa (Demak), kita ketahui bahwa binatang “orong-orong” yang mati bisa dihidupkan kembali setelah disambung oleh serpihan kayu jati oleh Sunan Kalijaga. Kita tentu tahu bahwa “orong-orong” itu mengacu ke orang-orang yang berkat tadzakkur akan menjalani hidup secara individual, karena dengan dzikir, kepala (Pikiran) dan dada (Rasa/Batin) menjadi tersambung kembali.
Strategi kehidupan Islami menurut Sunan Kalijaga ternyata tidak hanya berhenti pada tataran individual semata. Masyarakat Indonesia, Indonesia dan Krembung memerlukan qalbu dan jantung yang memompakan irama ritmik Islami. Kita menjadi paham bahwa fungsi Masjid disamping sebagai tempat sujud, juga sebagai tempat penegak risalah ilmu tauhid. Perangkat sosial politik pun mulai ditata oleh Pemerintah dengan konsep dwi tunggal ulama-umaro, yaitu kesatupaduan Sunan (Ulama) dan Sultan (Umaro).
Tugas masjid kini semakin menjadi jelas yaitu membimbing umat untuk tetap berpegang pada dalil La Khaula wa la quwwata illa billah, kita kuat bukan karena makan dan minum tapi kita kuat karena perkenaan-Nya.
Hubungan antara Pemerintah dan Masjid sebagai markas kaum ulama ialah seperti hubungan antara kepala dan dada, antara akal dan qalbu, pikir dan dzikir. Itulah suatu pola hubungan yang sejalan dengan harapan kita semua. Kedua-duanya harus saling bersinergi karena dengan akal dan qalbu itulah kita bisa hidup dengan muthmainah, dengan jiwa yang tenang yang merupakan ciri-ciri manusia yang masuk surga.

Rabu, 19 Mei 2010

Refleksi Hari Kebangkitan Nasional


Mengingat kembali sebuah hukum yang berlaku di alam manusia ini, bahwa terjajah itu adalah pergiliran, sementara kebangkitan adalah kepastian, dan ketika kita korelasikan dengan kondisi Indonesia saat ini, yang bisa dikatakan terpuruk disegala sistem kehidupan, maka cita – cita luhur tentang kebangkitan pasti akan menghampiri Indonesia, entah kapan waktunya. Yang jelas, yang seperti kita ketahui, 64 tahun kita merdeka, atau 102 tahun lamanya sejak kebangkitan oleh sekelompok pemuda dan menyatukan tekad bangkit dari keadaan negeri yang terjajah, sepertinya ritual tahunan perayaan Hari Kebamgkitan Nasional hanyalah sebuah asap yang mengepul dan tak bersisa. Hanyalah sebuah perayaan kepuasan sesaat berkedok “Indonesia bangkit”, tetapi dibalik itu semua adalah pengangung – agungan terhadap budaya hedonis. Betapa tidak, disaat sekolah – sekolah rusak mebutuhkan bantuan yang tidak sedikit, disaat kaum proletar butuh asupan energi materi, disisi lain bisa kita melihat pesta kembang api yang tak sedikit jumlahnya dalam setiap momen tahun baru, bisa kita melihat ritual perayaan kebangkitan nasional yang tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk perayaan “kebangkitan hedonis-kapitalis” itu. Kerusakan sistemik, dan keterpurukan disegala system. Itulah yang terjadi di Indonesia hari ini. Beberapa fakta dan data barangkali dapat menjadi acuan untuk menguatkan argumen ini yang perlu kiranya untuk dijadikan bahan renungan  Yang pertama, masyarakat di negeri ini masih miskin dari sisi ekonomi, bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu mental meminta, padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini bisa dilihat berbagai program yang dilakukan pemerintah berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu dihalangkan ketika sudah diterima, bukan dimanfaatkan.
Yang kedua, Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memadai sehingga hanya menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan “mengantongi” ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Artinya menuntut ilmu tidak lagi dimaknai sebagai upaya untuk membesarkan jiwa, tetapai hanya berorientasi pada nilai belaka. Sekolah-Lulus-Ijazah-kerja. Paradigma inilah yang masih mewarnai pemikiran masyarakat Indonesia, sehingga kondisi ini melahirkan generasi robot, yang hanya berorientasikan pada materi, yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini tidak terlalu baik. Pun demikian dengan sistem – sistem yang ada didalam penndidikan itu sendiri yang kadang malah menjadi troublemaker kegagalan pelaksanaaan pendidikan Indonesia.
Yang ketiga, Masyarakat kita, secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi, praktik suap menyuap dengan pejabat terkait. Seperti misalnya adalah sarjana sehari, ataupun gelar yang dapat dibeli, sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa masyarakat kita masih brjiwa instan, hanya baik dipermukaan, tetapi dalemannya keropos.
Keempat, Para pejabat di negeri ini yang memililki kewenangan banyak yang menyalahgunakannya, praktik KKN yang melegenda, bahkan Indoensia menempati peringkat 3 besar kasus korupsi terbanyak didunia (sumber : ICW 2009), dan seringkali pejabat kita tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang, Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian pemerintahan negeri ini. Slogan good governance pun hanya pemanis mulut saja untuk mengelabuhi rakyat.
Hari kamis ini, tanggal 20 Mei 2010, adalah  sebuah hari, dimana dahulu pernah ada cita – cita luhur tentang kebangkitan Indonesia, tetapi kita melihat sampai hari ini, Indonesia masih saja terpuruk, disegala bidang. Hari ini, beberapa pekerjaan rumah, untuk membangun kembali Indonesia menjadi keniscayaan yang harus segera –sangat mendesak– diselamatkan keberadaan Indonesia.  Yang menjadi pekerjaan kita tersebut antara lain adalah moral masyarakat dan pejabat, sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral, tatanan kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat, sistem pemerintahan yang bersih dan amanah, dan keterpurukan bangsa ini menjadi Bangsa yang Maju dan diperhitungkan. Salah satu yang kemudian perlu kita lakukan adalah membangkitkan semangat optimisme itu didalam diri kita, karena selama elemen bangsa ini masih memilki kesungguhan dan tekad masih terbuka lebar, semuanya akan terlampaui asal kemauan untuk terlibat itu diejawantahkan dalam kerja – kerja nyata. Setelah optimisme itu ada, maka kemungkinan yang kedua adalah membaca peluang titik-temu kompleksitas, keberagaman Indonesia. Melihat kembali mengapa kemudian titik temu ini menjadi aspek penentu kebangkitan, mari kita belajar kepada keluarga Medici, di Italia, yang merupakan keluarga banker yang mendanai proyek penyatuan berbagai disiplin gagasan yang melibatkan para ahli yang berbeda latar belakang keilmuannya. Ada pematung, ilmuwan, penyair, filsuf, ahli keuangan, pelukis, arsitek, semuanya berkumpul menjadi satu di Florence, Italia untuk membahas, saling belajar dan meruntuhkan pembatas – pembatas antara berbagai disiplin dan budaya, sehingga dari pluralitas itu akan menimbulkan ledakan gagasan – gagasan baru yang akhirnya memicu Renaissance di Italia (Sumber : The Medici Effect, Frans Johanssen, Jakarta, 2007). Lalu jika gagasan itu dibawa kedalam konteks Indonesia, maka ide titik temu memiliki peluang untuk berhasil. Pertama, kompleksitas yang dimiliki Indonesia dari suku, bangsa, adat, bahasa, dan budaya yang akan menghasilkan sebuah gagasan titik temu. Kedua, tentang kemajuan pesat IT yang menjadi factor penting kemajuan bangsa, sehingga antara keberagaman dengan IT akan terjadi sebuah persilangan yang massif.
Yang terakhir, yang perlu disampaikan adalah keyakinan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan segera bertemu dengan kejayaannya, rakyatnya makmur sejahtera, negerinya dikagumi oleh dunia, dan setelah itu Indonesia akan memegang tongkat kepemimpinan global untuk waktu yang cukup panjang. Dan kita harus yakin akan kebangkitan menyeluruh itu. Yang kemudian kita siapkan adalah mempersiapkan Negara ini untuk bangkit. Seperti kata – kata penuh optimism yang diucapkan Rasulullah ketika mengayunkan kapak untuk membelah batu saat membuat parit di perang Khandaq, tentang keyakinan beliau untuk menakukkan Persia dan Romawi, dan semuanya pun terbukti. Maka yakinlah akan kebangkitan Indonesia yang sesungguhnya. Tidak lama lagi.

Selasa, 18 Mei 2010

Ayam Ketawa



MAGETAN - Ada yang beda di Taman Ria Lanud Iswahjudi,Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Sabtu-Minggu, 16-17 Juni. Pasalnya ditempat itu digelar pameran ayam ketawa yang menarik perhatian warga Magetan dansekitarnya.
Ada 15 ayam tertawa yang dipamerkankepada pengunjung oleh sang kolektor, Muhammad Teguh. Uniknya 15 ayam itumemang bisa berkokok panjang seperti layaknya orang sedang tertawa. Pengunjungpun ikut penasaran dan sebagian ikut tertawa melihat keunikan ayam-ayam itu.
MenurutTeguh, sang kolektor, ayam tertawa ini dalam bahasa Bugis disebut dengan"manu gagak". Yaitu Manu yang berarti ayam dan gagak berartitertawa. "Jadi suara kokonya yangpanjang dan patah-patah itu yang mirip dengan orang yang sedang tertawa.Suaranya kuk-geruk- ha-ha-ha, sampai 20 kali," ujarnya.
MenurutTeguh, untuk jenis ayam tertawa sendiri dibedakan dari jenis suara kokoknyayaitu ayam tertawa jenis gagak (yang memiliki intonasi dari awal hingga akhirteatur dan datar), lalu garete (intonasi tdak stabil, tetapi cepat), serta dodo(memiliki intonasi tidak teratur dan panjang).
"Tapikalau dilombakan, hanya jenis ayam tertawa gagak yang dilombakan," ujarTeguh.
Selaintertarik untuk mengoleksi ayam-ayam tertawa atau manu gagak, Teguh juga mengaku mulai menulis buku tentang manu gagak. "Saya hanya inginmengenalkan ayam tertawa ini di luar Bugis. Jadi, biar tidak hanya diketahuioleh orang Bugis saja, akan tetapi bisa juga diketahui dan dikoleksi oleh orangdi luar Bugis, termasuk di Jawa ini," ungkapnya.
Sementaraitu untuk perawatannya, tidak berbeda dengan ayam biasa. Yaitu tiga bulansekali disuntik anti virus flu burung. Dan jika staminanya kurang, diberi tetrafloor. "Jika kotorannya warnanya kurang kuning, maka diberi kunir.Sedangkan untuk menambah stamina diberi taoge dan sayur-sayur jenis lain yangdicincang," papar Teguh.
Sedangkanuntuk suara, menurut Teguh itu adalah bawaan sejak ayam itu ditetaskan. Jaditidak bisa diolah atau dilatih supaya suaranya bagus. Namun, untuk mengetahuijenis suaranya apa panjang atau pendek sudah bisa diketahui sejak ayam berumur1,5 bulan.
"Hanyasaja biar suaranya melengking dan tubuhnya fit, setelah dimandikan ayam tertawadijemur langsung di bawah sinar matahari. Jadi sebagai bentuk ekspresi karenatubuhnya yang kepanasan, biasanya akan dikeluarkan dari suara kokokan itu. Dansaya juga coba menggunakan jahe, untuk membuat suara ayam lebih nyaring lagi.Dan ayam-ayam suka itu," ungkap Teguh.
Bagaimanadengan biaya perawatan? Menurut Teguh untuk biaya perawatan ayam yang dipercayamembawa hoki bagi pemiliknya ini tidak banyak. Yang banyak adalah biaya makanUntuk 1 minggu sekali, harus menyediakan jagung 15 kilo, dan dedek 15 kilo.Lalu nasi aking 25 Kilo. Jadi kalkulasibiaya untuk 15 ayam tiap bulannya Rp500 Ribu hingga Rp600 ribu. (muhammad roqib/sindo/mbs)
()

Senin, 17 Mei 2010

Tikus bermoncong babi

Sejak menemukan tikus “aneh”, Minggu (9/5) lalu, rumah Ardani 28, di Jalan Sejati Gang Delima RT 37 No 6 Kelurahan Selili, Samarinda Ilir, selalu ramai dikunjungi orang dan warga sekitar. Kenapa dibilang aneh, tikus ini memiliki hidung seperi babi. Kakinya menyerupai ceker ayam.
Bulu-bulu tikus ini berwarna putih tebal. Tikus ini ditaruh dikandang. “Awalnya, saya kira babi ngepet,” kata Ardian saat menemukan binatang aneh itu. Pria yang berprofesi sebagai penjual ikan ini tanpa sengaja menemukan tikus putih itu di samping rumahnya. Bersama ketujuh rekannya, dia menangkap tikus itu. Hewan itu sempat terluka karena terkena pukulan benda tumpul saat ditangkap.
“Saya nggak tahu kenapa bekas luka itu hilang dengan sendirinya,” kata bapak dari satu orang anak itu. Dia kerap menutupi kandang tikus itu dengan kain. Namun, ia pernah mendapatkan keganjilan ketika keesokannya tikus itu tiba-tiba berada di atas kandang yang dalam kondisi terkunci dan tertutup kain. Tak sedikit, orang jauh datang ke rumahnya untuk menawar tikus “babi” itu. Bahkan, ada seseorang datang sambil menangis supaya Ardian melepas tikus itu dari kandangnya.
“Ada pula seseorang datang untuk meminta sehelai bulu tikus itu. Tapi, tentu saja, permintaan ini saya tolak. Saya takut kenapa-napa,” ucapnya was-was. Tikusnya ini juga pernah ditawar seharga Rp 20 juta oleh seseorang dari Tenggarong. Lagi-lagi, Ardian bersikukuh tak mau melepasnya. “Harganya belum cocok,” ungkap Ardi yang tidak menyebut angka pasti berapa dia mau melepas tikusnya itu.
Tiap hari, Ardian memberi makan tikusnya dengan wortel, terkadang nasi. Dia juga memberikan susu sebanyak 4 gelas tiap hari. Tikus putih ini juga menjadi pusat perhatian anak-anak sekitarnya yang baru melihat hewan tersebut. Keanehan lainnya, ia mengaku sering mencium bau yang berubah-ubah ketika berada di dekat tikus itu. Kadang-kadang, dia mencium bau pandan, lalu bau babi. Sejak tikus itu berada di rumahnya, Ardian dan keluarganya selalu bermimpi rumahnya dipenuhi dengan uang. “Mudah-mudahan mimpi ini bisa menjadi kenyataan,” ucapnya tersenyum. [TRIBUNNEWS.COM]

Sabtu, 08 Mei 2010

Tokek Raksasa

Tokek Raksasa itu Akhirnya Terjual Rp 179 Miliar
repro_tribun kaltim/niko ruru
Tokek raksasa yang ditemukan di perbatasan Siemanggaris Nunukan,Kaltim - Serudong, Sabah, Malaysia
Jumat, 7 Mei 2010 | 07:24 WITA
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
NUNUKAN, TRIBUNKALTIM.co.id  - Luar biasa! Seekor Tokek raksasa seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan Nunukan-Malaysia di Kalakbakan, akhirnya terjual dengan harga 64 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 179,2 miliar (kurs Rp 2.800).

"Tokeknya sudah dijual dengan harga RM 1 juta per kilogramnya," kata Arbin pria yang sempat mengabadikan gambar tokek tersebut, saat dihubungi melalui telepon selulernya di Malaysia.

Sejak Tribun memberitakan penemuan tokek seberat 64 kilogram tersebut, telepon di kantor redaksi maupun ponsel wartawan Tribun secara bergantian dihubungi para pengusaha yang mengaku ingin membeli tokek tersebut.

Karena itulah, wartawan Tribun di Nunukan menghubungi Arbin yang berada di Tawau, Malaysia untuk melihat kembali tokek yang berada di Kalakbakan itu.

Setelah dicek lagi ternyata sudah dibeli oleh orang Indonesia.

"Tokeknya dibeli orang Indonesia kemudian dibawa keluar negeri, kalau tidak salah ke Cina," kata Arbin. Walau sudah terjual, masih banyak penelepon yang mengejar pembeli Tokek tersebut untuk dibeli lagi dengan harga yang lebih mahal.

Tidak banyak informasi yang didapatkan Arbin mengenai transaksi tersebut, sebab sang pemilik tokek juga sudah berangkat ke Kuala Lumpur.

"Saya sudah mencoba mencari informasi siapa yang membeli, namun tidak ada yang tahu. Orang-orang sana cuma menyebutkan ada orang dari Indonesia yang membeli," ujarnya. (*)
Share222

Senin, 03 Mei 2010

Renungan

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!

Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.

Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.

Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.

Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.

Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.

Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.

Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.

Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.

Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.

Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"

Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"

Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).

Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"

Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.

Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).

Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

Nah, sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahuakbar.***

Bundel by  UGLY --- Jan '02