Jumat, 31 Desember 2010

Surat-Surat Cinta



SURAT CINTA KE ( 1 )

Aku cinta kepadaMu.
Inilah keputusanku yang terakhir untuk aku sampaikan kepadaMu.
Setelah sekian lama kupertimbangkan dan kufikirkan,
yang waktu itu aku belum juga mengerti,
apa yang sesungguhnya kurasakan di dalam jiwaku.
Apakah itu namanya?

Yang kurasakan seperti adanya suatu renggutan yang keras,
menarik segala perasaan dan perhatianku,
seperti ingin berjumpa,
seperti ingin bertemu dan ingin menatap.

Getaran halus itu semakin hari semakin berdegup keras.
Sehingga terasa seperti dadaku berguncang,
mungkin lebih besar dari guncangnya gunung Krakatau ketika meledak.

Aku waktu itu belum mengerti bahwa ini yang disebut dengan cinta.
Karena menurut pengertianku cinta itu tidak mungkin terjadi
bila belum pernah mengadakan pertemuan.
Mungkinkah ini yang disebut dengan cinta misteri.

Aku memang belum pernah bertemu fisik denganMu,
tetapi kehadiranMu dapat kurasakan bersama detak jantungku,
kurasakan kelembutanMu dengan keluar masuknya nafasku
dan kembang-kempisnya paru-paruku.


SURAT CINTA KE ( 2 )

Aku cinta kepadaMu.
Inilah keputusanku yang terakhir untuk aku sampaikan kepadaMu.
Setelah aku mengerti bahwa cinta bisa terjadi
sekalipun hanya dengan tatapan sefihak.
Engkau selalu menatapku,
tapi aku tidak pernah menatapMu.
Aku hanya merasakan kehadiranMu
dan aku sadar bahwa Engkau selalu menatapku,
tidak pernah sekejappun aku terlepas dari pandanganMu.

Bukan hanya gerak-gerikku yang selalu dalam pengawasanMu,
bahkan gerak hatiku,
Semuanya dalam pemantauanMu.
Bahkan sampai kepada khayal dan mimpiku
selalu dalam kontrol dan monitor.
Untuk itu,
Sekalipun aku tidak berucap dengan lidahku,
Engkau pasti tahu,
bahwa aku benar-benar mencintaiMu.

Bila dengan sengaja aku mengucapkan bahwa aku mencintaiMu,
itu adalah sekedar utuk memberikan ketenangan
dan ketentraman jiwaku;
bahwa aku sudah menyatakan.
Bukan dengan maksud supaya Engkau tahu,
Memang Tuhan sudah tahu sekalipun tidak kuucapkan.

Pernyataan ini adalah untuk diriku sendiri,
bahwa aku telah mengambil kesimpulan yang pasti,
bahwa aku mencintaiMu.


SURAT CINTA KE ( 3 )

Aku cinta kepadaMu.
Inilah keputusanku yang terakhir untuk aku sampaikan kepadaMu.
Setelah aku mengerti bahwa kegelisahan
yang selalu menyelimuti diriku ini
adalah sebenarnya bukan kegelisahan
tetapi merupakan penantian yang terlalu lama ingin berjumpa.

Sehingga terasa dadaku seperti diremas-remas
oleh sesuatu perasaan keraguan dan kebimbangan,
apakah aku dapat bertemu denganMu ?

Sungguh aku telah berupaya,
tentu dengan segala kemampuan yang tidak ada artinya,
sekalipun hanya dengan menyebut namaMu
dalam suatu lagu yang selalu kunyanyikan
bersama tenggelam dan terbitnya matahari
dan di tengah malam yang sepi.


SURAT CINTA KE ( 4 )

Aku cinta kepadaMu.
Inilah keputusanku yang terakhir untuk aku sampaikan kepadaMu.
Setelah aku mengerti bahwa tidak akan lidahku bergerak
menyanyikan lagu-laguku,
kecuali karena terdorong dan tertarik.
Dan memang sangat menyenangkan
pada saat lidahku menyebut-nyebut namaMu.

Mengapa hanya sekedar menyebut namaMu
aku dapat merasakan kedamaian yang sangat dalam ini,
sehingga aku merasakan kehadiranMu yang selalu di dekatku,
sehinggga aku merasakan selalu bersamaMu.

Bahkan terkadang aku merasakan bulu romaku meremang
seperti ketika aku melihat sesuatu yang mendahsyatkan.
Bahkan pori-pori tubuhku seperti ditembusi suatu kesejukan
dan terasa sejuk di sekujur tubuhku.

Bahkan pandangan mataku seperti berkunang-kunang,
Segala macam warna gemerlap muncul dan memancar,
bahkan nafasku terasa seperti tersendat-sendat
dengan degup jantung yang keras.

Semuanya itu kurasakan pada saat-saat
menyanyikan lagu-laguMu di tengah malam yang sepi,
tidak ada sesuatupun yang berusik,
detak jam dindingpun seolah mogok,
seperti suatu kebekuan yang sungguh
tidak dapat kugambarkan dengan bahasaku.
Tetapi yang kurasakan seolah-olah
benda-benda yang ada di sekelilingku terdiam
tidak ada yang bergerak dan tidak ada yang beranjak.
Bahkan pada saat seperti itu
aku juga merasakan seolah sekujur tubuhku
terdiam tak bergerak.

Pada saat-saat itulah terikan kerinduan meronta,
lalu debaran jantung yang sungguh hebat,
menyebabkan nafasku tersengal.

Debaran jantungku dapat kurasakan berbeda-beda,
ada yang seperti jeritan,
ada yang seperti tangisan,
teradang diantara debaran jantungku kurasakan
bisikan halus yang melerai,
yang artinya “bersabarlah”,
tetapi sampai kapan aku bersabar dan menanti ?
Kurasakan lang kahku semakin lamban menelusuri titian kehidupan ini,
tetapi walaupun demikian aku akan dapat merasa tenang
dan lega hati bila sudah ada suatu kepastian dariMu
bahwa suatu ketika aku dapat berjumpa denganMu.


Memang ada terselip di dalam salah satu suratMu,
yang isinya begini:”Wahai jiwa yang tenang,
Kembalilah kepada tuhanMu,
Jadilah engkau hambaKu
Dan silahkan masuk sorga”.

Sementara dalam penantian yang sungguh sangat panjang ini,
tak akan kubiarkan waktu itu kosong dan hampa,
kecuali kuisi dengan menyanyikan lagu dan bekerja keras
dan peras keringat mencari bekal dan menabung sebanyak mungkin,
barangkali saja nantinya ada gunanya,
minimal untuk membujuk teman kerabat dan anak cucu
supaya mau bersama-sama menyanyikan lagu bersamaku. 


NB:
Permbaca yang dermawan
Sudilah kiranya anda meng-klik link di bawah ini
dengan begitu anda telah bersedekah ke pengasuh blog ini
Terima kasih
Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Tidak ada komentar: