Sebuah renungan oleh: Ustz Yusuf Mansyur
Tidak ada satu pun manusia yang tidak ingin berubah. Semuanya ingin berubah. Berubah menjadi lebih baik tentunya. Dari punya utang menjadi lunas , dari tidak berjodoh menjadi berjodoh. Dari tidak punya anak , menjadi punya anak. Dari penyakitan , jadi sehat. Dari hidup gelisah , menjadi tenang.
''Saya bosen jadi satpam , Pak Ustadz , '' tutur seorang petugas keamanan di satu pom bensin.
Saya balik tanya , ''Digaji gak?
Dia bilang , ''digaji.''
Saya katakan pada dia , ''Zaman sekarang mah , alhamdulillah masih ada kerjaan dan ada gajinya.''
Tapi dia bersikeras untuk berubah. ''Tujuh tahun saya jadi satpam. Masak gak ada perubahannya?''
''Shalat Asharnya jam berapa tadi?'' kebetulan pertemuan saya dengannya sekitar pukul 17.00.
Dia tertawa , ''Sudah Pak ustadz , '' katanya. ''Barusan.''
''Pantes juga situ lama berubahnya. Ketinggalan terus shalatnya. Sering ya?''
Dia jawab , ''Habis tugasnya begini. Susah untuk shalat tepat waktu. Padahal kata saya mah , tak apa-apa. Bisa kalau mau mengatur mah.''
Saya katakan kepada beliau ini , bahwa rezeki dia tertunda dua jam , andai Ashar adalah pukul 15.00. Dan kalau begini di setiap shalat , maka tertundanya lama sekali. Ibarat adu sprint , maka dia kalah dua jam.
Bayangkan , dalam sehari , lima kali shalat , berarti kalah 10 jam. Dalam sebulan? 300 jam. Dalam setahun? 3.600 jam. ''3.600 jam itu setara dengan 150 hari , atau lima bulan. Lah , selama tujuh tahun , berarti kemajuan situ terlambat 35 bulan atau hampir tiga tahun. Sementara kawan-kawan situ sudah maju , situ masih di tempat saja. Wong jalannya telat tiga tahun. Itu kalau dihitung hanya dari start sejak jadi satpam. Kalau dihitung sejak SMA bagaimana? Atau malah kalau dihitung sejak akil balig? Wuah , makin lama kalahnya.''
Mari kita coba , ubahlah hidup bersama Allah. Langkah pertama , benahi shalat. Kalau sebelumnya suka telat , usahakan tepat waktu. Kalau sebelumnya tidak berjamaah , usahakan berjamaah. Kalau sebelumnya tiada sunah qabliyah ba'diyah , tegakkanlah qabliyah ba'diyah. Syukur-syukur ada tambahan Dhuha dan Tahajjud.
Saya teringat nasihat Mu'allim Syafii Hadzami , ''Benahi sajadah , hidup mah ntar juga benar sendirinya. Lempangi sajadah , insya Allah hidup lempang dengan sendirinya.
pengirim : Q-tien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar