Aku baru dengar berita dari tv kalo gak salah kemarin ada seorang pedagang sate yang ditangkap polisi gara-gara menghina presiden Jokowi dengan memposting gambar orang yang sedang bersetubuh digganti denga wajah bapak Jokowi.Alhamdulillahnya saya browsing cari gambar itu sudah gak ada.Jadi syukur deh saya gak nambah dosa lagi dengan melihat poto e3ditan tersebut.
Era teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini membuat orang gampang untuk jadi terkenal.Artis-artis dadakan yang hadir lewat dunia maya sudah bukan barang aneh lagi.Sinta-Jojo dan Norman Kamaru adalah contoh dari hal seperti itu.
Muhammad Arsyad yang si tukang sate itu adalah sisi buruk dari keterbukaan informasi yang melanda negeriku beberapa dekade terakhir ini.Ketegasan pemerintah yang lebih memang terkadang diperlukan agar orang tidak seenaknya saja menghina orang lain melalui dunia maya.Kebetulan yang Arsyad lakukan berhubungan dengan orang nomor 1 di negeri ini.Bukankah kita diajarkan oleh bapak dan ibu kita untuk tidak menghina orang?
Tadi siang saya lihat berita di tv bahwa bapak Jokowi telah memaafkan si tukang sate itu tetapi proses hukum tetap berlanjut.Maksudnya sih saya tahu supaya jadi pembelajaran bagi yang lainnya untuk lebih berhati-hati dalam bersosialisai di dunia maya,tentu di dunia nyata jugaApapun penghinaan memang kita sepakat itu adalah perbuatan terjela dan siapa yuang melakukannya akan mendapat dosa tetapi memaafkan tanpa embel-embel proses hukum tetap berjalan menurut saya jauh lebih baik
Saya jadi teringat pribahasa siapa menanam angin maka ia akan menuai badai,atau jangan kembangunkan macan yang sefang tidur.Atau juga bagai telur diatas ujung tanduk.Semoga bapak Jokowi diberi kesabaran dan juga semoga mas M.Arsyad bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini.
Mari kita jadikan dunia maya untuk segala kebaikan.
.
..
Era teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini membuat orang gampang untuk jadi terkenal.Artis-artis dadakan yang hadir lewat dunia maya sudah bukan barang aneh lagi.Sinta-Jojo dan Norman Kamaru adalah contoh dari hal seperti itu.
Muhammad Arsyad yang si tukang sate itu adalah sisi buruk dari keterbukaan informasi yang melanda negeriku beberapa dekade terakhir ini.Ketegasan pemerintah yang lebih memang terkadang diperlukan agar orang tidak seenaknya saja menghina orang lain melalui dunia maya.Kebetulan yang Arsyad lakukan berhubungan dengan orang nomor 1 di negeri ini.Bukankah kita diajarkan oleh bapak dan ibu kita untuk tidak menghina orang?
Tadi siang saya lihat berita di tv bahwa bapak Jokowi telah memaafkan si tukang sate itu tetapi proses hukum tetap berlanjut.Maksudnya sih saya tahu supaya jadi pembelajaran bagi yang lainnya untuk lebih berhati-hati dalam bersosialisai di dunia maya,tentu di dunia nyata jugaApapun penghinaan memang kita sepakat itu adalah perbuatan terjela dan siapa yuang melakukannya akan mendapat dosa tetapi memaafkan tanpa embel-embel proses hukum tetap berjalan menurut saya jauh lebih baik
Saya jadi teringat pribahasa siapa menanam angin maka ia akan menuai badai,atau jangan kembangunkan macan yang sefang tidur.Atau juga bagai telur diatas ujung tanduk.Semoga bapak Jokowi diberi kesabaran dan juga semoga mas M.Arsyad bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini.
Mari kita jadikan dunia maya untuk segala kebaikan.
.
..