Kamis, 09 Juni 2011

Bahaya Sihir


sihir
sihir
Sihir dan sejenisnya dari cakupan ilmu-ilmu hitam makin populer dewasa ini. Para pakar berikut iklan sihimya bisa ditemui di hampir semua media massa. Merekalah yang seakan-akan menguasai rahasia dan kunci-kunci kehidupan.
Eksistensi mereka kian diperkuat dengan dongeng-dongeng tahayul nenek moyang, utamanya yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan nusantara di masa lampau. Jadilah semua itu sebagai sebuah ajaran dan aliran tersendiri yang ditafsirkan sebagai bagian dari agama.
Ironisnya, sebagian kaum Muslimin kian terbentuk akal dan pikirannya dengan semua itu. Lahirlah kemudian keyakinan yang berasal dari akal yang jumud yang tergantung dan menggantungkan segala-galanya kepada orang-orang “sakti” tersebut.
Bahagia dan sengsara, senang dan susah, sehat dan sakit, berhasil dan gagal, maju dan mundur seolah-olah ada di tangan mereka. Umat pun mulai lupa akan kekuasaan dan ketentuan Allah.
Paranormal (baca: perdukunan) atau "orang pintar" menjadi profesi yang dibangga-banggakan karena dianggap memiliki kemampuan supranatural, memiliki aura, indera ketiga dan segala macam istilah yang memberi kesan " hebat". Orang-orang seperti ini menjadi langganan empuk pejabat, pengusaha, kalangan profesional, bahkan intelektual apalagi mereka rakyat biasa, diantara para dukun-dukun itu juga dijadikan sebagai penasehat pribadi.

Media cetak dan elektronik malah memberitakan bahwa di kota Bogor akan maju seorang paranormal (dukun) terkenal, Iman Santoso alias Ki Gendeng Pamungkas sebagai calon walikota dari jalur independen.
   
Berapa banyak sekarang ini penderita penyakit tidak terdeteksi penyakitnya sekalipun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran. Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit tersebut merupakan penyakit orderan yang dikirim oleh tukang-tukang sihir dengan menggunakan kekuatan ghaib bernama syetan jin.

Sementara itu kita juga sering disuguhi tontonan-tontonan luar biasa, seperti makan pecahan-pecahan kaca seperti layaknya orang yang makan kerupuk, makan paku seperti layaknya orang yang makan ikan teri, kebal benda tajam, kebenaran dalam tebakan, mengobati penyakit-penyakit kronis dengan menyiapkan binatang ternak sebagai media pemindahan penyakit ditambah dengan wirid dan dzikir sekedar pengelabuan, padahal kita tidak sadar bahwa semua fenomena itu adalah menggunakan kekuatan ilmu sihir.
Bahaya Sihir
   
Sihir pada hakikatnya merupakan satu amal perbuatan mendekatkan diri kepada syetan jin, pengaruh sihir tidak akan terjadi kecuali tukang sihir melakukan amalan-amalan dan ritual tertentu, seperti menulis sebagian ayat-ayat Al Qur'an secara terbalik (sungsang) dan ada juga ditulis dengan menggunakan darah haidh, menjadikan mushaf Al Qur'an sebagai alas kaki untuk masuk ke dalam WC, menyembelih binatang ternak untuk dipersembahkan ke pada jin, menyebah bintang, shalat tanpa wudhu, berdzikir  dan membaca wirid-wirid yang tidak diajarkan oleh Nabi SAW, dan beberapa beberapa amalan ritual yang bertujuan untuk menghadirkan jin.
   
Ada dua bahaya yang wajib diwaspadai dari perbuatan sihir ini:
1.Membatalkan keislaman seseorang sehingga menjadikan dia kufur. Dan kalau dia mati dalam keadaan seperti itu maka tidak ada harapan baginya untuk masuk syurga. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: 

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ...

“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan,(Para shahabat) berkata: “Apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah, bersabda: “Syirik kepada Allah dan sihir……….” (HR. Al-Bukhari, 5/294, Muslim no. 89 dari shahabat Abu Hurairah).

Selain kufur, sihir juga termasuk dalam kesyirikan dipandang dari dua sisi:

Pertama, sihir mempergunakan syetan, menggantungkan diri kepadanya, mendekatkan diri dengan segala apa yang mereka inginkan dalam rangka berkhidmat kepada tukang sihir. Sihir termasuk ilmu yang diajarkan oleh syetan sebagaimana firman Allah Azza Wajalla: "…Hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia….." (QS. Al Baqarah: 102)

Kedua, di dalam sihir terdapat pengakuan mengetahui perkara ghaib sebagai wujud mensyarikatkan Allah, dan ini termasuk dari kekufuran dan kesesatan. Allah Azza Wa Jalla berfirman: "…. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui" (QS. Al Baqarah: 102.)

Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata: "Barangsiapa menyangka bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bisa memberi tahu apa yang bakal terjadi besok pagi, maka ia benar-benar telah berdusta besar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala karena Allah telah berfirman: Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An Naml: 65)

2.Sihir dapat menimbulkan konflik dan permusuhan. Hal ini terjadi ketika membenarkan perkataan-perkataan sang dukun/tukang sihir, demikian juga mempercayai tuduhan-tuduhan syetan yang berbicara dengan menggunakan jasad orang disihir (baca: kesurupan). Padahal sifat syetan dan pengabdi-pengabdinya adalah pendusta dan penipu.

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di di dalam kitab Al-Qaul As-Sadid (hal. 93) mengingatkan kita bahwa tidak akan sempurna tauhid seseorang hamba sehingga dia meninggalkan sihir secara menyeluruh.”

Bahaya Perdukunan dan Ramalan
Para dukun dan tukang ramal biasanya digunakan untuk mengetahui nasib seseorang di masa depan, apakah akan bahagia, atau sengsara, baik dalam soal pernikahan, perdagangan, mencari barang-barang yang hilang atau yang semisalnya. Sebagian juga digunakan untuk konsultasi  dan pengobatan.

Dukun dan tukang ramal biasanya memanfaatkan kelengahan orang-orang awam untuk mengeruk uang mereka sebanyak-banyaknya. Mereka menggunakan banyak sarana untuk perbuatannya tersebut. Di antaranya dengan membuat garis di pasir, memukul rumah siput, membaca (garis) telapak tangan,cangkir, bola kaca, cermin, menanyakan zodiak (bintang) nya dan sebagainya. Jika sekali waktu mereka benar, maka sembilan puluh sembilan kalinya hanyalah dusta belaka.

Budaya mendatangi dukun dan tukang ramal serta berkonsultasi dengan mereka, dari sisi aqidah akan mendatangkan sedikitnya dua bencana:

1.Jika ia mempercayai perkataannya, maka ia kufur dan keluar dari Islam, sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Barang siapa mendatangi dukun dan tukang ramal, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (HR Ahmad: 2/ 429, dalam shahih jami’ hadits, no : 5939)

2.Adapun jika orang yang datang tersebut tidak mempercayai bahwa mereka mengetahui perkara-perkara ghaib, tetapi misalnya untuk sekedar tahu, coba-coba atau sejenisnya, jika ia shalat maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barang siapa mendatangi tukang ramal, lalu ia menanyakan padanya tentang sesuatu, maka tidak di terima shalatnya selama empat puluh malam” (Shahih Muslim : 4 / 1751).
Wallahu A'la Wa A'lam